Senin, 21 Februari 2011

Malaikat maut!!
Saat dia datang...
Aku akan menjemputnya dengan senyuman..
Kuharap aku segera melihatnya dan menjemputku..
Ini saat yang paling ku tunggu-tunggu
Perlahan tapi pasti..dia mulai mendekatiku..
Bulu kudukku..seakan seperti butiran pasir halus,saat itu..
Bayangan hitam itu..


Ooh...apa yang terjadi dengan diriku...
Kaku..aku tidak bisa menggerakkan kakiku..tanganku..tubuhku......................
Kenapa dingin sekali..belum pernah aku merasa sedingin ini..
Ada apa??


Mengapa mereka semua menatapku..
dengan berjuta tetes airmata..yang terus menitik..
ayahku..ibuku..sahabatku...hentikan!!


INI AKU..
Aku mulai kembali menyentuh tubuhku...
mengapa tiba-tiba semua hitam...senyap..
mengapa tidak seperti ......
oohh..TIDAAKK...INIKAH ??
K E M A T I A N!!! INI KEMATIANKU...


Aku lelah,hancur..
telah kucoba untuk kembali memasuki setiap lorong-lorong kecil dalam pikiranku..
mengapa begitu sempit dan buntu...
mengapa begitu gelap,gelap,,



Aku.....!!!
Mengapa semua ini harus terjadi..
Terbayang ,apa yang baru saja ku lakukan..tadi malam..
Aku berjalan..ditengah gelapnya malam
Terus berjalan..tanpa arah..
Malam semakin larut,ku dengar serigala yang terus melonglong..seakan mereka ikut menemaniku malam itu..
Langkahku terasa berat..tapi ku mencoba terus melangkah..
Sampai disudut jalan dekat sebuah tebing yang curam..tanpa pikir panjang
Aku mengakhiri semuanya.
Ku rasakan ..
Tubuhku..melayang.. dan..
..

Akh...seandainya aku..
Percuma aku menyesali semua..
Semua telah terjadi..

SANG CELAH...
 


Selama hampir 50 tahun..Don Ritchie tinggal diseberang jalan dari lokasi paling masyhur di Australia yakni tebing curam di dekat pelabuhan Sidney.selama puluhan tahun pula,pria itu talah menyelamatkan banyak orang yang semula berniat menghabisi nyawa sendiri, ‘’Saya tidak bisa cuma duduk menonton.Saya harus berusaha menolong,sederhana bukan?” kata Ritchie, 84, sambil duduk dikursi hijau kesayangannya.
Pandangannya sendiri tak pernah lepas dari tebing curam tadi.






Sejak tahun 1800-an, The Gap terkenal sebagai tempat bunuh diri. Hanya ada pagar setinngi 1 meter yang memisahkan orang dari tebing itu. Pejabat setempat menyebut rata-rata satu orang bunuh diri meloncat ke laut di tempat itu setiap pekan.



Ritchie sendiri melakukan upaya pengawasannya secara sukarela. Catatan resmi menyatakan dia sudah menyelamatkan 160 orang, tetapi Ritchie tidak pernah menghitungnya. Yang pasti, ada sesuatu dari Ritchie yang menyebarkan perasaan tenang. Suaranya lembut dan matanya yang biru juga demikian. Meski berbadan tinggi, dia tidak terasa menakutkan.

Tiap pagi Ritchie bangun tidur, duduk di dekat jendela rumahnya dan mengawasi tebing. Jika dia melihat seorang berdiri sendirian terlalu dekat dengan sisi tebing, dia cepat-cepat mendekatinya dan mengajak ngobrol orang yang ditemuinya ada yang menderita sakit, lainnya mengalami gangguan jiwa. Mereka yang melompat akan meninggalkan barang-barang mereka dompet,buku catatan, sepatu.


Saat masih muda, terkadang Ritchie sampai melompati pagar untuk meraih orang yang melompat, sedangkan istrinya, Moya, memanggil polisi. Dia akan mengundang orang yang masih bisa diselamatkannya untuk duduk dulu dirumahnya sambil minum teh.. Ritchie juga akan ikut membantu polisi mengambil kembali mayat orang yang terlanjur melompat. Kadang nyawanya sendiri nyaris hilang, ketika hampir ikut terjatuh dalam upaya menolong.


Pada tahun 2006 pemerintah Australia menganugerahi Ritchie dengan penghargaan bergengsi Medal of the Order of Australia. Medali itu tergantung dikamar tamu, diatas lukisan matahari terbit yang dikirimkan seorang tidak dikenal. Di lukisan itu tertulis Ritchie, malaikat yang ada diantara kita.


Meski masih aktif Ritchie yang menderita kanker kini lebih banyak didalam rumah dan membaca buku. Sebentar-sebentar dia berhenti membaca dan kembali mengawasi tebing. Menurutnya itu akan dilakukannya sampai akhir hidup,kalau dia sudah wafat? Rtchie tertawa perlahan dan berkata,
‘’ Saya yakin akan ada orang lain yang melakukan hal serupa seperti yang saya kerjakan”.


Kita lebih dari pemenang dalam segala perkara..
Dia gunung batuku..
Penopangku..
Di tempat ini ..tempat ku berpijak..
Aku memijakkan kakiku bersama-Mu..
Saatku terjatuh..saat jantungku,seakan sulit untuk kembali berdetak..
Dia membaringkan ku di padang..
Ia membimbing aku ke air yang tenang..
Ia menyegarkan jiwaku..
Ia menuntunku ke jalan yang benar..


Terima kasih :
inspirasiku yang Teragung, Mzm 23:2-3
Tentang Don Ritchie dari berbagai website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar